PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1
PERCOBAAN IX
PEMBUATAN KALIUM MERKURI IODIDA
K2HgI4.2H2O


OLEH :
NAMA                   :  ADE MUHAMMAD SATELIT MANATA
STAMBUK                :  F1C1 14 053
KELOMPOK            :  V (LIMA)
ASISTEN                   :  MUHAMAD IQBAL


LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015 

I. PENDAHULUAN
A.              Latar Belakang
Senyawa kompleks  adalah penggabungan dua atau lebih senyawa yaitu logam dan ligan. Logam bertindak sebagai atom pusat yang menyediakan orbital kosong sehingga biasa dinamakan dengan asam Lewis. Sedangkan ligan adalah atom atau molekul pengeliling atom pusat yang menyediakan sejumlah pasangan elektron bebas dan biasa dinamakan sebagai basa lewis. Ikatan yang terbentuk pada senyawa kompleks adalah ikatan kovalen koordinasi. Kalium merkuri iodida adalah salah satu dari senyawa kompleks tersebut.
Kalium merkuri iododa merupakan salah satu senyawa kompleks yang terdiri dari logam merkuri (Hg) yang bertindak sebagai atom pusat dan dan atom iodin yang berperan sebagai ligan yangmengelilingi atom pusat. Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu - batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik. Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau dengan berat molekul 200,59. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hydrogen bromida dan hidrogen iodide; Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Walaupun dikenal memiliki toksisitas yang sangat tinggi terhadap tubuh manusia namun dalam bidang lain masih termasuk material yang penting. Diantaranya dibidang perindustrian, pertanian, pertambangan, kedokteran serta peralatan fisika. Hg dapat diperoleh dalambentuk senyawa HgCl2, HgSO4, dan lain sebagainya. Atom iod dapat diperoleh dari padatan KI yang diencerkan.
Untuk mengetahui lebih jauh lagi bagaimana cara pembuatan senyawa komples kalium merkuri iodida, maka dilakukanbaan mengenai pembuatan kalium merkuri iodida (K2HgI4.2H2O).

B.      Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan Pembuatan Kalium Merkuri Iodida adalah bagaimana cara pembuatan kalium merkuri iodida (K2HgI4.2H2O).

C.      Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan pembuatan kalium merkuri iodida  adalah untuk mengetahui tehnik dan cara pembuatan kalium merkuri iodida (K2HgI4.2H2O).

D.      Manfaat
Manfaat dari percoban pembuatan kalium iodida adalah agar praktikan dapat mengetahiu tehknik dan cara pembuatan merkuri kalium iodida.







II. TINJAUAN PUSTAKA
Merkuri adalah logam lunak dan merupakan cairan, cenderung terikat pada fosfor atau belerang. Merkuri membentuk senyawa monovalen atau divalen tetapi monovalen merkuri sebenarnya adalah Hg22+. Ion ini mengandung ikatan Hg-Hg, dan merkurinya berkatenasi lebih lanjut menghasilkan misalnya Hg4(AsF6)2.Kadmium dan merkuri bersifat racun, khususnya senyawa merkuri dan kadmium organik sangatberacun dan harus ditangani dengan sangat hati-hati  (Saito, 1996).
Merkuri merupakan unsur alami yang ditemukan dalam hidrokarbon geoligi di Teluk Thailan. Pengamatan pertama merkuri di bidang minyak dan gas lepas pantai Thailand muncul di akhir 1980-an. Sebuah studi yang dilakukan di sebuah ladang gas Jerman Utara yang terletak di Rotliegand untuk menilai merkuri dalam baja peralatan yang digunakan untuk produksi gas alam mengungkapkan bahwa merkuri kurang dari satui dan lebih dari 80 mg/kg ditemukan dalam tabung dan pipa. Akibatnya potensi deposit merkuri pada baja harus dipertimbangkan ketika mengklasifikasikan produksi dan pengolahan peralatan untuk pembongkarang dan pembuangan (Chaiyasit At all, 2010).
Dalam merkuri ditemukan dalam tiga bentuk metalik merkuri(HgO), Merkurius Merkuri (Hg), dan merkurik Merkuri(Hg)2+ . Senyawa merkuri mempunyai karakteristik dapat merusak membran dan menonaktifkan enzim perplasma dan sitoplasma dalam sel. Metil merkuri juga merupakan bentuk yang sangat toksit terhadap organisma hidup. Tidak seperti metil merkuri HgCl2 merupakan merkuri yang relatif kurang toksit pada membran. Reduksi dari Hg (II) menjadi Hg(0) dapat dilakukan oleh bakteri resisten dengan enzim Merkuri Reduktase pada konsentrasai rendah Merkuri. Telah terbukti pula bahwa aktivitas mikroba dapat menghasilkan gas Merkuri (HgO) (Imamuddin, 2010).
Hidrogen Sulfida (gas atau larutan jenuh) : dengan adanya asam klorida encer, mula-mula akan terbentuk endapan putih Merkurium (II) klorosulfida (a), yang terurai bila ditambahkan hidrogen sulfida lebih lanjut, dan akhirnya terbentuk endapan hitam merkurium (II) sulfida (b) (Svehla, 1985).
Stabil iodida (127I-), kalium iodida (KI) atau "yodium", telah diakui selama lebih dari 30 tahun sebagai radioprotectant tiroid praktis bagi orang yang terkena isotop radioaktif iodida. Dalam Akademi Nasional Ilmu laporan terbaru pada distribusi dan administrasi KI dalam hal terjadi kecelakaan nuklir, natrium perklorat direkomendasikan untuk orang dewasa jika pengobatan KI kontraindikasi, seperti pada pasien dengan penyakit tiroid yang sudah ada sebelumnya . Perawatan radioprotectant tiroid sukses, seperti KI atau amonium perklorat (NH4ClO4), dinilai oleh kemampuan mereka untuk memblokir atau membatasi thyroidal penyerapan jumlah jejak iodida radioaktif (misalnya, 131I-), sedangkan penelitian yang terbatas telah difokuskan pada dosis pengobatan mempromosikan ekskresi isotop. Saat ini, Amerika Serikat Food and Drug Administration (US FDA) merekomendasikan tablet KI sebagai pengobatan pencegahan untuk 131I- keracunan kelenjar tiroid (Harris, 2012).
Ditinjau dari jenis bahan, maka penggolongan zat padat adalah logam, polimer dan keramik. Logam dapat murni, dapat pula berupa campuran yang dikenal dengan nama paduan. paduan dapat membentuk senyawa, larutan padat atau campuran. Polimer, sebagian besar berupa senyawa organik, namun dikenal juga polimer jenis silikat. Keramik umumnya bahan dasarnya adalah zat anorganik seperti garam atau oksida. Campuran dari garam-garam atau oksida-oksida dapat berupa garam rangkap atau spinel, dapat pula berupa larutan padat. Ditijau dari strukturnya, zat padat kristalan, amort atau semikristal. Contoh zat padat kristalin adalah garam NaCl, zat padat amort adalah arang dan kaca, sedangkan bahansemikristalan adalah serat seperti selulosa. Suatu kristal dapat digambarkan sebagai pola berdimensi tiga dan strukturnya berulang. Polanya dapat berupa atom atau molekul, dapat pula berupa ion-ion. Bagian terkecil dari kristal adalah sel satuan. Kumpulan dari sel satuan yang teratur membentuk kisi kristal (Surdia, 1993).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.              Waktu dan Tempat
Percobaan Pembuatan Kalium Merkuri Iodida dilaksanakan pada hari kamis, 05 November  2015 pukul 07.30 – 10.00, bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.

B.              Alat dan Bahan
1.                Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer, gelas kimia 100 mL, corong, batang pengaduk, neraca analitik, spatula dan hot plate.
2.                Bahan
Bahan yang digunakan adalah kalium iodida (KI), HgSO4, aluminium foil, kertas saring dan aquades.






C.             
Padatan KI
Larutan KI
-Ditimbang 3gram dengan teliti
-Dilarutkan dengan 25 ml aquades dalam gelas kimia
Padatan HgSO4
-Ditimbang 3,04 gram dengan teliti
-Dilarutkan dengan 38 mL aquades dalam gelas kimia
-Dicampurkan sambil diaduk
-Disaring dengan kertas saring ke dalam gelas kimia
-Dicuci dengan air panas
- 

Residu
Filtrat
Residu
-Dicampurkan dengan larutan KI
-Dipanaskan di hotplate selama 20 menit
-Diaduk sekali-sekali
-Dipindahkan ke dalam cawan petri
-Dimasukkan ke dalam desikator
-Dibiarkan semalaman
-Dikikis pada cawan petri
-Dikeringkan
Prosedur Kerja



Larutan HgSO4

Kristal berwarna Kuning Pucat
-Ditimbang
-Dihitung rendamennya
% rendamen kristal K2HgI4.2H2O
 










IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
No.
Perlakuan
Hasil Pengamatan
Gambar
1
HgSO4 3,7 gram dilarutkan dengan aquades
Berwarna kuning
2.
KI 4gram dilarutkan
Bening dan bagian bawahnya dingin
3.
Larutan KI + Larutan HgSO4
Warna orange dan terbentuk endapan
4.
3 gram KI2 + 15 mL aquadest
Larutan menjadi bening
5.
Larutan KI1+ larutan KI2+ dan HgCl2 dipanaskan tunggu selama 20 menit
Larutan menjadi kuning pucat
A.  Analisis Data
Pembuatan Kalium Merkuri Iodida
Dik : berat KI                     = 3 gram
        Berat HgCl2                = 3,04 gram
        Volume Aquades        = 38 mL
        Berat kertas saring     = 1,05 gram
        Mr KI                          = 166 gram/mol  
        Mr HgCl2                    = 271gram/mol
Dit : % rendamennya = ..... ?
Penyelesaian :
Reaksi yang terjadi :
        HgSO4                         Hg2+ + SO42-
        Hg2+ + 2I-                                                      HgCl2
Mol HgCl2  =         
                                =         
                                =          0,011 mol
Mol KI                    =         
                                =         
                                =          0,078 mol
ΓΌ    Berat teori K2HgI4.2H2O :


Reaksi I :
                     Hg2+            +          2I-                                                     HgI2
Mol awal :    0,011 mol       0,078 mol                           
Mol Pereaksi                       :       0,011 mol        0,022 mol                                                0,011 mol
Mol setimbang                    :                   0.056 mol                                0,011 mol
Reaksi II :
                     HgI2           +           2I­-
Mol awal :    0,056 mol  +           0,078 mol                   
Mol pereaksi                   :            0,039 mol        +          0,078 mol                                    0,039 mol
Mol setimbang               :            0,017 mol        +                                                              0,039 mol
[HgI4]2-    =   0,039 mol
Berat teori K2HgI4.2H2O                            =      mol K2HgI4.2H2O       x                     Mr K2HgI4.2H2O
                               =   0,039 mol                 x       786,19 gram/mol
                               =   30,66 gram
ΓΌ Berat praktek K2HgI4.2H2O


B.              Pembahasan
Merkuri adalah logam dengan ikatan metalik terlemah di antara semua logam, dan satu-satunya logam berfase cair pada temperatur kamar. Lemahnya ikatan metalik mengakibatkan tingginya tekanan uap pada temperatur kamar, dan ini sangat berbahaya sebagai racun jika terhisap oleh makhluk hidup. Merkuri banyak digunakan dalam termometer, barometer, panel pengganti listrik, dan lampu pijar raksa. Raksa mempunyai densitas tinggi yaitu 13,6 g/cm3, dan mampu melarutkan logam-logam lain.
Percobaan ini dilakukan  untuk mengetahui proses pembuatan kalium merkuri iodide dari hasil reaksi antara kalium iodida (KI) dan HgSO4. Kalium iodida mengandung kation K+ dan anion I- dimana kation K+ tetap tidak berubah dalam udara kering tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab. Kalium ini dapat menguraikan zat-zat hidrat terutama air dengan cepat melepaskan higrogen yang terkandung di dalam zat tersebut. Sedangkan HgSO4 mengandung Hg2+ yang mudah tereduksi oleh logam-logam yang mempunyai sifat oksidasi yang kuat seperti logam-logam pada golongan I dan golongan II.
Perlakuan awal dari percobaan ini adalah penambahan HgSO4 3,7 gram  dalam 25 ml aquades. Ini dimaksudkan agar terbentuk larutan merkuri (II) sulfat. Hasil dari penambahan ini adalah larutan HgSO4 berwarna kuning. Larutan berwarna kuning karena ini adalah warna utama atau warna dari logam merkuri. Setelah itu dilakukan pengenceran pada 2 padatan KI yang telah ditimbang masing-masing 4 gram dan dimasukkan dalam 25 mL aquades. Hasil dari penambahan ini adalah larutan KI yang dingin dipermukaannya. Ini diakibatkan karena larutan tersebut mengalami reaksi endoterm (membutuhkan kalor).
Larutan HgSO4 yang telah dibuat direaksikan dengan salah satu dari larutan KI yang telah diencerkan. Pereaksian ini akan menghasilkan warna orange dan suatu endapan, dimana endapan tersebut adalah endapan HgI2. Endapan tersebut dipisahkan dengan cara disaring sehingga tersisa filtrat dan residu. Dimana residu itu sendiri adalah HgI2 yang berwarna orange dan filtratnya adalah K2SO4 yang berwarna kuning pucat. Filtrat tersebut dibuang sehingga tersisa residu HgI2 yang akan mendapatkan perlakuan berikutnya.
Residu yang dihasilkan dikeringkan, dicuci menggunakan aquades panas. Ini bertujuan agar dapat menghilangkan pengetor-pengotor yang terdapat pada residu yang dihasilkan. Dan kemudian direaksikan dengan larutan KI yang kedua yang telah dibuat agar terbentuk kristal kalium merkuri iodida (K2HgI4). Reaksinya harus dipanaskan sampai volumenya menjadi setengahnya agar molekul airnya dapat hilang. Setelah volume saat pemanasan telah mencapai setengah dari volume awalnya, maka larutan tersebut dimasukkan didalam cawan petri dan diuapkan beberapa menit agar pembentukan kristal makin cepat dan menghilangkan molekul air yang masih terikat. Setelah beberapa menit, maka agar lebih cepat terbentuk kristal kalium merkuri iodida, dimasukkan dalam desikator dan dibiarkan semalaman. Setelah melalui tahap pengeringan dalam desikator,  kristal dicuci menggunakan petrilium eter atau etanol yang berfungsi untuk rekristalisasi ulang.
Berdasarkan data pengamatan antara berat yang didapatkan melalui praktikum yang dibandingkan dengan pencarian berat senyawa kompleks kalium merkuri iodida secara teori itu berbeda. Dari hasil perbedaan ini, maka dicari berapa persen rendamen yang kita hasilkan setelah berat dari praktek tersebut  dibandingkan dengan berat yang didapatkan secara teori. Persen rendamen yang didapatkan adalah 24,5%.








V.      KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan, dapat disimpulkan bahwa untuk membuat K2HgI4.2H2O dapat diperoleh dari mencampurkan bahan baku HgSO4 dan KI dan akan terbentuk endapan berwarna orange dan endapan tersebut dan dimasukkan kembali dalam larutan KI, dicuci dengan air panas, diuapkan  dan dikeringkan dalam desikator sehingga diperoleh kristal K2HgI4 yang berwarna kuning pucat.


DAFTAR PUSTAKA
Chaiyasit, N, 2010. “Decontamination of Mercury Contaminated Steel (API 5L-X52) Using Iodine and Iodide Lixiviant”. The research is financed by Chevron Thailand Exploration and Production Ltd, Vol. 4, (2).

Harris, C., Cham Dallas, Edward Rollor III, Catherine White, Benjamin Blount, Liza Valentin-Blasini  and Jeffrey Fisher. “Radioactive Iodide (131I−) Excretion Profiles in Response toPotassium Iodide (KI) and Ammonium Perchlorate (NH4ClO4) Prophylaxis”. International Journal ofEnvironmental Research andPublic Health, ISSN 1660-4601.

Immadium, H., 2010.  “Pola Pertumbuhan dan Toksisitas Bakteri Resisten HgCl2 Ochrobactrum sp. s79 dari Cikotok, Banten”. Jurnal EKOSAINS. Vol. II, (2).

Saito, T., 1996. Kimia Anorganik. Muki Kagaku: Tokyo.

Surdia, M.N., 1993, Ikatan dan Struktur Molekul, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kulitatif Makro dan Semimikro.Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REAKSI SUBTITUSI NUKLEOFILIK, SUBTITUSI ELEKTROFILIK DAN REAKSI ELIMINASI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (DESTILASI)