LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (DESTILASI)
LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
PERCOBAAN
VIII
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN
ZAT CAIR DESTILASI & TITIK DIDIH
Disusun
Oleh :
NAMA
: ADE MUHAMMAD
SATELIT MANATA
STAMBUK
: F1C1 14 053
KELOMPOK
: VII (TUJUH)
ASISTEN
: JUMARDIN
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Zat cair adalah sesuatu yang tidak bisa terpisahkan
dari kehidupan kita. Berbagai macam jenis zat cair yang kita jumpai disekitar
kita. Ada yang jernih, dan ada pula yang keruh. Berdasarkan sifat fisik yang
terlihat oleh pandangan kita, ada beberapa zat cair yang terlihat tidak satu
fasa. Contohnya adalah air sirup, susu, kopi dan lain-lain. Namun ada juga yang
secara fisik terlihat satu fasa dan terdiri satu senyawa, tetapi ternyata
secara sifat kimia mengandung dua atau lebih senyawa yang tercampur homogen.
Sehingga dalam kimia ada dikenal dengan campuran yang homogen, dan ada pula
campuran heterogen. contohnya adalah Air laut, alkohol yang banyak didapat di
dalam masyarakat, dan lain-lain.
Suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih senyawa,
biasa didalam masyarakat dilakukan pemurnian. Dimana pemurnian ini bertujuan
untuk mengambil salah satu dari senyawa tersebut. Salah satu contoh
dimasyarakat adalah pembuatan alkohol (Arak). Didalam ilmu kimia proses
pemurnian zat cair yang seperti ini biasa dikenal dengan Proses Destilasi.
Destilasi adalah suatu proses pemurnian zat cair dengan mengacu pada titik
didih dari suatu zat tersebut. Namun secara fisik kita tidak dapat membedakan
suatu senyawa/zat dalam suatu campuran. Untuk mengetahui hal itu, dengan
perkembangan ilmu kimia dan teknologi maka ditemukan pula suatu alat yang dapat
mengetahui senyawa yang terkandung dalam suatu campuran zat cair.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai proses
pemurnian zat cair berdasarkan titik
didih suatu larutan, alat-alat yang digunakan, jenis–jenis pemurnian zat cair,
bagaimana cara memperoleh suatu destilat dari suatu proses destilasi, memahami
prinsip kerja dari destilasi, membedakan senyawa-senyawa berdasarkan sifat
reaksi kimianya, maka dilakukanlah praktikum mengenai percobaan pemurnian zat
cair, Destilasi dan titik didih.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini,
yaitu :
1. Bagaimana prinsip destilasi ?
2. Bagaimana cara melakukan pemisahan dan
pemurnian dengan Destilasi ?
3.
Bagaimana cara membedakan senyawa-senyawa
berdasarkan sifat reaksi kimianya ?
C. Tujuan
Tujuan dari
percobaan
ini adalah
Sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui prinsip destilasi
2. Untuk mengetahui pemisahan dan pemurnian dengan Destilasi
3.
Untuk
membedakan senyawa-senyawa berdasarkan sifat reaksi kimianya
D. Manfaat
Manfaat dari
percobaan pemisahan
dan pemurnian zat cair, destilasi & titik didih ini adalah
sebagai berikut :
1.
Dapat
mengetahui prinsip destilasi
2. Dapat mengetahui pemisahan dan pemurnian dengan Destilasi
3.
Dapat
membedakan senyawa-senyawa berdasarkan sifat reaksi kimianya
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ada berbagai cara yang
sering dilakukan untuk mendapatkan air bersih yaitu perebusan, penyaringan,
destilasi dan lain–lainnya. Cara perebusan dilakukan hanya untuk mematikan
kuman dan bakteri–bakteri yang merugikan, namun kotoran yang berupa padatan–padatan
kecil tidak bisa terpisah dengan air. Penyaringan digunakan hanya untuk
menyaring kotoran–kotoran yang berupa padatan kecil, namun kuman dan bakteri
yang merugikan tidak bisa terpisah dari air. Cara destilasi merupakan cara yang
efektif digunakan untuk menghasilkan air bersih yang bebas dari kuman, bakteri,
dan kotoran yang berupa padatan kecil. Pada proses destilasi, yang diambil
hanya air kondensatnya, kuman dan bakteri akan mati oleh proses pemanasan, dan
kotoran akan mengendap di dasar basin (Sucipta dkk., 2010).
Destilasi merupakan
penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan kemudian mengembunkan
uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai proses pemisahan dikembangkan
dari konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan sebagainya. Destilasi
digunakan untuk pemisahan cairan-cairan dengan tekanan uap yang cukup tinggi.
Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat memisahkan cairan-cairan dengan
perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran azeotrop). Destilasi
merupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998). Hukum Raoult digunakan untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan metode
destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam
larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol komponen
yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).
Operasi
pemisahan fasa liquid–liquid ada beberapa
macam yaitu distilasi, ekstrasi dan absorbsi. Seperti halnya pemisahan komponen–komponen
campuran etanol–air yang dilakukan dengan proses distilasi. Distilasi adalah
proses yang digunakan untuk memisahkan campuran fluida berdasarkan titik didih
yang diikuti oleh kondensasi. Data yang diperlukan dalam penyelesaian persoalan
distilasi adalah data kesetimbangan antara fase liquid dan fase gas (Sari,
2010).
Pemisahan komponen air
dan etanol akan terjadi dalam fasa uap sehingga diharapkan uap air dengan
ukuran molekul lebih kecil dan laju difusi lebih cepat dibandingkan molekul
etanol, akan lebih mudah didorong melewati membran. Di sisi lain, jumlah etanol
yang lebih banyak dengan titik didih lebih rendah dibanding air akan
mengakibatkan jumlah etanol dalam fasa uap lebih banyak, sehingga pemisahan
kedua komponen ini dapat dipengaruhi oleh kondisi temperatur serta waktu
destilasi. Adanya sebagian air yang keluar akan menyebabkan komposisi cairan
berubah dan mengakibatkan beberapa sifat fisik berubah. Sifat fisik yang
dimungkinkan berubah antara lain massa jenis dan indeks bias, sehingga kedua
parameter ini dapat dijadikan tolok ukur terjadinya perubahan komposisi (Fetty
dkk., 2014).
Proses pemurnian minyak
atsiri bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu secara fisika
dan kimia. Proses pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan mendistilasi
ulang minyak atsiri yang dihasilkan (redestillation) dan distilasi fraksinasi
dengan pengurangan tekanan. Dalam proses secara fisika, yaitu metode
redestilasi adalah menyuling ulang minyak atsiri dengan menambahkan air pada
perbandingan minyak dan air sekitar 1:5 dalam labu destilasi, kemudian campuran
didestilasi. Minyak yang dihasilkan akan terlihat lebih jernih. Hasil
penyulingan ulang terhadap minyak nilam dengan metode redestilasi, ternyata
dapat meningkatkan nilai transmisi (kejernihan) dari 4 % menjadi 83,4 %, dan
menurunkan kadar Fe dari 509,2 ppm menjadi 19,60 ppm. Untuk distilasi
fraksinasi akan jauh lebih baik karena komponen kimia dipisahkan berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Komponen kimia yang terpisah sesuai dengan
golongannya (Hernani, 2006).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair, Destilasi & Titik Didih dilaksanakan
pada hari Senin, tanggal 05 Oktober 2015 dan
bertempat di Laboratorium kimia Anorganik Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.
B. Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat yang di gunakan dalam
percobaan ini adalah Seperangkat alat destilasi, gelas ukur 50 mL, elektromantel,
statif, klem dan lap halus.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah metanol, aluminium foil, Aquades, batu didih.
C. Prosedur kerja

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Data pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
80 mL metanol + 80 mL Air
|
Campuran 160 mL metanol air
|
2.
|
Dimasukkan kedalam labu alas bulat dan dipanaskan
|
Diperoleh destilat
|
3.
|
Destilat yang diperoleh
|
17 mL
|
2.
Perhitungan
Diketahui :
·
Volume campuran
(metanol-air) = 160 mL
·
Volume metanol
awal = 80 mL
·
Volume destilat
(metanol) = 17 mL
Ditanyakan :
Rendemen = ...........?
Penyelesaian..
Rendemen =
x 100 %

=
x
100 %


= 39,375 %
B. Pembahasan
Hukum Raoult digunakan
untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada proses pemisahan yang menggunakan
metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu komponen yang menguap
dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol
komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama. Kesetimbangan fasa
cair uap tercapai apabila kecepatan pengupan suatu cairan sama dengan kecepatan
pengembunannya.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi sederhana, zat-zat yang ingin dipisahkan memiliki perbedaan titik didih yang besar. Untuk memisahkan zat-zat dengan titik didih yang berdekatan, digunakan destilasi fraksinasi atau destilasi bertingkat.
Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi sederhana, zat-zat yang ingin dipisahkan memiliki perbedaan titik didih yang besar. Untuk memisahkan zat-zat dengan titik didih yang berdekatan, digunakan destilasi fraksinasi atau destilasi bertingkat.
Percobaan ini menggunakan destilasi sederhana untuk memisahkan
metanol dari campuran metanol-air. Destilasi
sederhana atau destilasi
biasa adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua
atau lebih komponen yang memiliki perbedaan
titik didih yang
jauh. Metanol dan air keduanya merupakan senyawa polar. Hal ini
dikarenakan keduanya memiliki titik didih yang tinggi. Titik didih metanol
adalah 64,75ºC, sedangkan titik didih air adalah 100ºC. Titik didih air lebih
tinggi dari pada metanoldikarenakana ikatan hidrogen air dapat membentuk lebih
banyak dibandingkan metanol.
Molekul air dapat membentuk tiga ikatan hidrogen dengan molekul air
lainnya. Dimana pada satu molekul air terdapat dua atom H yang dapat mengikat
dua atom O dari molekul air yang lain dan terdapat satu atom O yang dapat
mengikat satu atom H dari molekul air lainnya. Semakin kuatnya ikatan hidrogen
yang terbentuk menyebabkan kenaikan titik didih. Ini disebabkan ikatan hidrogen
yang sangan kuat membutuhkan energi yang kuat pula untuk bisa memutuskan ikatan
hidrogen. Sehingga untuk bisa membuat air mendidih dibutuhkan suhu yang lebih
besar dibandingkan suhu untuk mendidihkan metanol.
Memurnikan metanol dalam air syaratnya titik didih metanol harus lebih
rendah dari pada air. Sehingga pada proses pemanasan campuran metanol akan
lebih dulu menguap dibandingkan air. Dimana pada suhi 58ºC tekanan uap metanol,
menjadi sama besar dengan tekanan uap sekelilingnya (1 atm) maka
molekul-molekul metanol disemua bagian cairan mulai menguap. Hal tersebut
dikarenakan peningkatan suhu dan penururnan tekanan uapnya keadaan ini berlangsung disemua bagian
cairan. Sehingga pada suhu ini metanolakan mendidih. Kemudian uap metanol
tersebut bergerak menuju tekanan yang lebih rendah. Pada bagian ujung adaptor
terdapat penampung destilat terdapat lubang sebagai pengurang tekanan. Sehigga uap metanol akan mengarah ke arah
lubang tersebut kemudian menuju ke
kondensor untuk kemudian ditampung dalam erlenmeyer. Pada kondensor suhunya
lebih rendah sehingga uap metanol bersuhu tinggi ketika melewati kondensor akan
terkondensasi menjadi cair. Hal ini disebabkan karena tekanan dan suhu konstan yang diberikan oleh aliran air dari
celah masuk dan celah keluar.
Skala suhu termometer tetap dijaga agar tidak
mencapai 100ºC. Sehingga suhu campuran diperhatikan agar konstan di 59ºC-62ºC
agar menghasilkan metanol yang murni. Hasil akhri dari destilasi metanol ini
dengan rendemen 39, 375 % sebanyak 17 mL.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil
pembahasan pada percobaan ini maka dapat
disimpulkan :
1.
Destilasi biasa
adalah teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang
memiliki perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan
destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa–senyawa yang
terdapat dalam campuran akan menguap pada saat
mencapai titik didih masing–masing.
2.
Pemisahan dan
pemurnian dengan metode destilasi tediri dari berbagai bentuk yaitu, destilasi
biasa, destilasi bertingkat, destilasi azeotrop, dan destilasi uap
3.
Hasil akhir
dari destilasi metanol ini dengan
rendemen 39,375 % sebanyak 17 ml. Titik didih air lebih tinggi dibandingkan
dengan metanol. Dimana titik didih metanol 64,70C dan air 1000C.
Ini disebabkan karena ikatan hidrogen pada air atau H2O lebih besar
dibanding metanol.
DAFTAR PUSTAKA
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia.
Kendari : Unhalu.
Aswata, K., Made
S. dan I Putu G. A. N. 2011. Analisa Performansi Destilasi Air
Laut Tenaga Surya Menggunakan Penyerap Radiasi Surya Tipe Bergelombang Berbahan
Dasar Beton. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
Cakra M. 5(1).
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Bandung : Universitas Padjajran.
Sari, N. K. 2010. Vapor-Liquid
Equilibrium (VLE) Water-Ethanol From Bulrush Fermentation. Jurnal Teknik Kimia. 5(1).
Sitanggang, F. A., Diah M. dan Ellya I. 2014. Pengaruh Hidrofilisitas Membran
Terhadap Peningkatan Kemurnian Ethanol Secara Destilasi. Kimia Student Journal. 2(2).
Ini laporan yg bagus
BalasHapus